Keratitis umumnya mengganggu penglihatan jika terletak di sentral. Ada 2 tipe = infektif dan noninfektif. Klasifikasinya  rata-rata sama dengan konjungtivitis (lihat di bagian konjungtivitis).
Bagaimana membedakan keratitis infektif berdasarkan penyebabnya??
Keratitis Mata
Keratitis Mata
Orang yang berisiko kena keratitis:
  • Ada riwayat trauma.
  • Pemakai lensa kontak (baru pakai tidak tahu caranya; atau sudah lama pakai tapi tidak tahu cara merawatnya).
  • Pakai tetes mata steroid dalam waktu yang lama.
  • Riwayat mata merah dan mata buram hilang timbul.
  • Kadang mata silau, berair, belekan, dan kelilipan
Tanda yang ditemukan  KORNEA KERUH,  VISUS TURUN, dan  INJEKSI SILIAR dengan palpebra  hiperemis.
Keratitis noninfektif yang penting yaitu keratitis punctata dan ulkus Mooren.

Terapi keratitis
Medikamentosa
1. Terapi kausal sesuai penyebab
    a. Bakteri: salep sefuroksim-gentamisin atau salep siprofloksasin
    b. Herpes: salep asiklovir 3% tiap 4 jam
    c. Herpes zoster: minum asiklovir 5 kali 800 mg selama 7-10 hari. Ditambah analgesik per oral dan           steroid.
   d. Jamur: salep natamisin 5% tiap 1-2 jam
  e. Acanthamoeba:  poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau salep klorheksidin glukonat 0.02% 
2. Sikloplegik atau midriatikum
3. Antiglaukoma  peroral  untuk  mencegah komplikasi
4. Steroid topikal (tapi tidak untuk ulkus!)
Nonmedikamentosa
1. Patching pelindung
2. Debridemen jaringan nekrosis
3. Terapi laser untuk nekrotomi
4. Keratoplasti jika kerusakan sudah berat 

Ulkus Mooren
Ulkus Mooren jarang ditemukan dan termasuk salah satu keratitis ulseratif perifer akibat proses autoimun. Berkaitan dengan hepatitis C. Bentuk ulserasi biasanya seperti bulan sabit di limbus dengan infiltrat kekuningan di pinggirnya.
Ada 2 macam tipe:
1. Tipe limited: unilateral, sering menyerang orang tua (>40 tahun), dan prognosisnya lebih baik.
2. Tipe resisten: bilateral, sangat nyeri, sering menyerang orang muda, dan prognosis buruk.
Penatalaksanaannya:
1. Terapi lokal dengan kortikosteroid topikal diikuti reseksi konjungtiva, dengan siklosporin topikal, atau injeksi heparin subkonjungtiva.
2. Terapi imunosupresi sistemik (siklofosfamid, azatioprin) baru diberikan jika reseksi gagal atau  penyakit termasuk tipe resisten.
3. Operasi keratoplasti lamelar, epikeratoplasti, atau pembuatan flap.

Semoga bermanfaat..!!!

0 comments:

Post a Comment

 
Top