Thursday, 12 December 2013

WELDING PROCEDURE & WELDER QUALIFICATION Bagian 2

HOW TO PREPARE AND REVIEW A WPS
  • The following list provides basic information for preparing and reviewing a WPS, and to assure that they are properly prepared, appropriate for the application, and properly supported by a PQR.
  • The Code User is responsible for having a WPS prepared
  • The preparation of a WPS may be subcontracted, but the Code User retains responsibility for having the WPS prepared and all of the contents of the WPS.
  • A WPS shall be prepared following all the rules of the ASME Code Section IX.
  •  A WPS is prepared to provide direction for "what the firm intends to weld".
  •  A WPS is prepared to provide direction for the welder, inspector, and supervisor.
  •  Section IX lists each welding variable for each process in QW-250. A Code user shall specify ranges for each welding variable as required by QW-250 and other details as required by Section IX. 
  • When a WPS has all the details required by Section IX, then test coupons shall be welded under the supervision of the Code user, and these tests and the test results shall be recorded on one or more PQRs.
  • One or more PQRs is required to support each WPS.
  • A reviewer should verify that a WPS has an entry for every essential, (supplementary essential variable when required) and nonessential variable listed for the process in QW-250. 
  • A reviewer should verify that the WPS covers the ranges for the welding application for each variable listed for each process, as specified in QW-250.
  •  A reviewer should verify that the WPS meets all other requirements of Section IX. 
  • A reviewer should verify that the WPS meets all requirements of the construction code. 
  • A reviewer should verify that the WPS has been properly supported by one or more PQRs, and those PQRs shall be listed on the WPS. 
  • When a WPS is verified as being properly prepared, and supported by PQRs, the reviewer must verify that every variable range on the WPS is being followed during fabrication or repairs. 
  • QW-250 lists the essential variables for each process used, and these essential variables shall be described on the PQR. Additional nonessential variables or any other reference information may be recorded on a PQR, but a PQR is only governed by the essential variables (QW-200.2(b)).
  • The testing of PQR test coupons may be subcontracted, but the Code user retains responsibility for the results of the PQR tests (QW-201).
  • A PQR shall be prepared following all the rules of ASME Section IX.
  • A PQR is prepared to provide a record of "what was welded and tested".
  • A Code user shall record the actual ranges used for each essential variable as required by QW250 and other details as required by Section IX and the construction code.
  • QW-250 lists the essential variables for each process used, and these essential variables shall be described on the PQR. Additional nonessential variables or any other reference information may be recorded on a PQR, but a PQR is only governed by the essential variables (QW-200.2(b)).
  • The testing of PQR test coupons may be subcontracted, but the Code user retains responsibility for the results of the PQR tests (QW-201).
  • A PQR shall be prepared following all the rules of ASME Section IX.
  • A PQR is prepared to provide a record of "what was welded and tested".
  • A Code user shall record the actual ranges used for each essential variable as required by QW250 and other details as required by Section IX and the construction code.
  • One or more PQRs shall be required to support each WPS.
  • A reviewer verifies that a PQR covers the ranges for the intended WPS it is supporting, that a range is recorded for each essential variable for each process, as specified in QW-250, and that the PQR has the proper tests and test results documented, and the PQR has been certified by the contractor.
  • The requirements for the Code users identification block of an ASME PQR form will be similar to the requirements detailed for the WPS.
  • The PQR must be certified by the Code user (QW-201, last paragraph).

WELDER PERFORMANCE & QUALIFICATION TEST (WPQT)


Welder dan welding operator perlu dikualifikasi untuk melihat kemampuannya dalam menghasilkan sambungan las yang sound (mulus) dan acceptable dengan memakai proses, material, dan teknik yang didefinisikan dalam qualified WPS. Kualifikasi personil pengelasan merupakan tanggung jawab employer.

Manufacturer, contractor, fabricator, erector, dan owner bertanggung jawab untuk kualitas hasil pekerjaannya dengan membuat program jaminan mutu dengan mempekerjakan personil berkualifikasi untuk menjamin bahwa hasil pekerjaan mereka telah memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan. Persyaratan kualifikasi untuk personil tersebut biasanya ditentukan oleh standard atau spesifikasi kontrak.

Meskipun uji kualifikasi WPS dan PQR mendemonstrasikan bahwa welder atau welding operator memiliki kecakapan menghasilkan sambungan yang mulus pada test coupon, pengujian tersebut tidak dapat mengindikasikan apakah personil tersebut secara umum akan menghasilkan las yang acceptable pada setiap kondisi produksi.

Oleh karena itu selama produksi berlangsung harus dilakukan pemeriksaan, baik pada saat maupun setelah pengelasan dilakukan.

Kualifikasi untuk WPQT dilakukan untuk pengelasan:

1. Plate and Structural Member
2. Pipe
3. Sheet Metal
 
Uji WPQT biasanya dilakukan pada posisi tersulit yang dijumpai dalam produksi.

Kualifikasi yang dilakukan pada posisi yang lebih sulit dapat mengkuali-fikasi pengelasan untuk posisi yang lebih mudah. Kualifikasi pada sambungan tumpul secara otomatis akan mengkualifikasi sambungan fillet pada posisi yang sama.

Uji WPQT dilakukan dengan pengujian DT & NDT.

DT               : visual + uji tekuk
NDT            : visual + radiografi
Kombinasi    : visual + radiografi + uji tekuk
WPS – PQR Scheme
WPS – PQR Scheme
WPQT Codes Requirements
  • AWS D1.1, Structural Welding Code – Steel
Semua welders, welding operators, dan tack-welders harus dikualifikasi dengan pengujian seperti tercantum pada Section 4 – AWS D1.1
  • ASME Boiler and Pressure Vessel Code – Section IX
Code ini mensyaratkan bahwa hanya welders dan welding operators yang dikualifikasi menurut ASME Sec. IX yang boleh dipekerjakan. 

Sembarang welders dan welding operators yang melakukan pengelasan untuk uji kualifikasi WPS dan lulus secara memuaskan, maka secara otomatis terkualifikasi pula untuk poses las yang bersangkutan asalkan masih dalam batasan yang ditentukan oleh ASME Section IX. 

Masa kualifikasi berlaku tak terbatas selama welders dan welding operators tetap bekerja pada perusahaan yang sama dan menggunakan proses las tersebut dalam kurun waktu 6 bulan.
  • API Standard 1104, Standard for Welding Pipelines and Related Facilities
Uji kualifikasi didasarkan pada pemeriksaan visual, pengujian merusak, dan radiografi. Uji kualifikasi dilakukan dengan test coupon pipa.

UJI ULANG (RETEST) 

Retest dilakukan apabila :
  • Gagal pada uji pengelasan awal. 
  • Ada perubahan mendasar pada WPS.
  • Tidak pernah mengelas selama kurun waktu tertentu (biasanya 3 – 6 bulan).
  • Ada alasan yang jelas untuk meragukan kemampuan welder atau welding operator tersebut.
Retest dengan pemeriksaan visual
  • Jika kualifikasi test coupon gagal secara visual maka retesting harus dilakukan secara visual sebelum diuji mekanis. 
  • Welder atau welding operator yang menjalani retest harus mengelas dua buah test coupon secara berurutan untuk posisi yang bersangkutan dan semuanya harus lulus pemeriksaan visual.
  • Examiner bisa memilih salah satu dari kedua retest coupon tersebut untuk dilakukan pengujian mekanis.
Retest dengan mechanical testing
  • Jika kualifikasi test coupon gagal saat diuji mekanis maka retesting harus dilakukan dengan pengujian mekanis pula. 
  • Welder atau welding operator yang menjalani retest harus mengelas dua buah test coupon secara berurutan untuk posisi yang bersangkutan dan semuanya harus lulus pengujian mekanis.
Retest dengan radiografi
  • Jika kualifikasi test coupon gagal memenuhi persyaratan radiografi maka retesting harus dilakukan dengan pemeriksaan radiografi. 
  • Welder atau welding operator yang menjalani retest harus mengelas dua buah test coupon secara berurutan untuk posisi yang bersangkutan dan semuanya harus lulus pemeriksaan radiografi.
KUALIFIKASI PENGUJIAN MERUSAK
Pengujian merusak dapat dilakukan oleh:
  • Fabricator yang memiliki peralatan memadai dan teknisi/ engineer yang berkualifikasi. 
  • Laboratorium pengujian.
  • Pengujian merusak bisa dilakukan tanpa personil yang berkualifikasi, namun harus dipastikan bahwa pengujian dilakukan sesuai dengan code, spesifikasi, atau dokumen acuan yang lain.

Wednesday, 11 December 2013

WELDING PROCEDURE & WELDER QUALIFICATION Bagian 1

Pengenalan

Dalam bidang pengelasan adalah penting untuk mengetahui bahwa welder (juru las) dan welding operator (operator mesin las) memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan sambungan las yang berkualitas.

Penting pula mengetahui bahwa sambungan las yang dihasilkan merupakan yang terbaik.Untuk itu diperlukan suatu metoda yang menjamin bahwa sambungan las yang dibuat pada tempat yang berbeda dengan jenis peralatan yang sama akan memiliki kualitas yang sama.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut bermacam-macam badan membuat codes dan standards. Diharapkan dengan informasi-informasi tertulis tadi welder dan welding operator di seluruh dunia mampu membuat sambungan las dengan tingkat keselamatan, kekuatan dan keandalan yang sama.

CODE, STANDARD, AND SPECIFICATION 


CODE => A set of rules of procedure and standards of materials designed to secure uniformity and to protect public interest in such matters as building construction and public health, established usually by public agency.

STANDARD => Something that is established by authority, custom, or general consent as a model or example to be followed.

SPECIFICATION => Something that is established by authority, custom, or general consent as a model or example to be followed.

Welding Procedure Specification (WPS)

A WPS is a written qualified welding procedure prepared to provide direction for making production welds to Code requirements.

 WPS harus berisi semua variable (essential, nonessential, dan supplementary essential) yang digunakan dalam proses pengelasan dan harus mengacu pada Procedure Qualification Record (PQR).

Perubahan-perubahan dapat terjadi pada variable nonessential untuk menyesuaikan dengan persyaratan produksi tanpa harus melakukan kualifikasi ulang pada WPS awal. Perubahan-perubahan pada variable nonessential tadi harus dicatat dan diamandemenkan pada WPS awal atau dengan pembuatan WPS baru.

Perubahan-perubahan pada variabel essential dan supplementary essential mengharuskan dilakukannya kualifikasi ulang pada WPS awal yang diikuti dengan pembuatan PQR untuk mendukung perubahan pada variabel essential dan supplementary essential tersebut.

QW-250 Welding Variables

QW-251 General
QW-251.1 =>
Types of Variables for Welding Procedure Specifications (WPS).
These variables (listed for each welding process in QW-252 through QW-265) are subdivided into essential variables, supplementary essential variables, and nonessential variables (QW-401). The "Brief of Variables" listed in the Tables are for reference only. See the complete variable in Welding Data of Article IV.

QW-251.2 Essential Variables.
Essential variables are those in which a change, as described in the specific variables, is considered to affect the mechanical properties of the weldment, and shall require requalification of the WPS.

Supplementary essential variables are required for metals for which other Sections specify notch-toughness tests and are in addition to the essential variables for each welding process.

QW-251.3 Nonessential Variables.
Nonessential variables are those in which a change, as described in the specific variables, may be made in the WPS without requalification.

Welding VariablesProsedure Spesifications (WPS)
Welding VariablesProsedure Spesifications (WPS)
Procedure Qualification Record (PQR)

Informasi harus cukup detil agar pengelasan yang dilakukan akan memenuhi persyaratan code, standard, atau spesifikasi yang diminta.

Informasi harus jelas dan dapat diikuti oleh welder dan welding operator tanpa mengalami kesulitan.

Item-item yang harus tercantum pada WPS:
  • Scope
  • Base Metal
  • Welding Processes
  • Type, Classification, Composition of Filler Metals
  • Type of Current and Current Range
  • Arc Voltage and Travel Speed
  • Joint Design and Tolerances
  • Joint Preparation and Cleaning of Surfaces for Welding
  • Joint Welding Details
  • Position of Welding
  • Preheat and Interpass Temperature
  • Root Preparation Prior to Welding from Second Side
  • Peening
  • Removal of Weld Section for Repair
  • Repair Welding
  • Post Weld Heat Treatment
  • Tack Welding
WPS Qualification

WPS harus dikualifikasi untuk mendemonstrasikan bahwa variabel-variabel yang disebutkan dalam WPS akan menghasilkan sifat mekanis sambungan las yang memenuhi spesifikasi dan aplikasi yang disyaratkan.

CODE QUALIFICATION REQUIREMENTS

API Standard 1104, Standard for Welding Pipelines and Related Facilities
  • Melingkupi pengelasan pipeline dan petroleum equipment.
  • Menjelaskan pemeriksaan dan persyaratan kualitas untuk production welding.
  • Setiap perubahan pada variabel-variabel essential mensyaratkan kualifikasi ulang prosedur pengelasan.

Friday, 6 December 2013

Konstruksi Baja ( Las Tumpul & Las Sudut )

Penjelasan Lebih lanjut tentang Las tumpul dan las sudut

Las Tumpul

  •  Tanpa Pekerjaan Pendahuluan (Pelat Tipis).
Las satu belah (A)  Llas dua belah (B)
  •  Dengan Pekerjaan Pendahuluan :
Las satu belah V (C)
Las V – terbuka (hanya untuk Konstruksi yang tidak memikul beban dinamis)
Las V – terbuka
Las Sudut

Las sudut datar : Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang paling umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit.
Las sudut datar
Las sudut datar
Las sudut cekung : Pemakaian elektroda lebih banyak dibandingkan dengan las sudut datar .
Las sudut cekung
Las sudut cekung
Jenis Las Lainnya 

Las sumbat dan las slot (plug and slot welds), digunakan untuk menyambung pelat datar seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah, dengan membuat satu lubang atau lebih atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi sehingga kedua bagian pelat lumer menjadi satu.

Las sumbat dan las slot
Las sumbat dan las slot
Las titik dan las kampuh (spot and seam welds), digunakan untuk sambungan tumpang seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan lembaran atau pelat. Lasan titik diperoleh dari hasil pengelasan resistansi listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan dengan las-an titik.
Las titik dan las kampuh
Las titik dan las kampuh
Las lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds), Las-an lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih bagian yang akan disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis, paling sedikit satu bagian ditekuk. Las-an datar tidak digunakan untuk menyambung bagian benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian dasar .
Las lekuk dan las-an rata
Las lekuk dan las-an rata
Aturan dan Prinsip Las


Wednesday, 4 December 2013

Konstruksi Baja Bagian 4 ( Pengelasan / Welded Joint )

Las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik.  

Suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagaiikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Contoh Pengelasan
Contoh Pengelasan

Sambungan  Las

Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian benda logam, seperti dapat dilihat dalam berikut:

Jenis Sambungan Las
Jenis Sambungan Las
Tipe Sambungan Las
  1. Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya.
  2. Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambungmembentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut. 
  3. Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama lainnya. 
  4. Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang terbalik. 
  5. Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut
Las Dalam Bangiunan

Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las berdasarkan bahannya yaitu : 
  • Las Karbid ( Las OTOGEN )
Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan sebagainya 
  • Las Listrik ( Las LUMER )
Yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang las / elektrode las.

Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan elektrode yang lain. 

Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.

Las Otogen


las Otogen
Las otogen

Las Listrik

Las Listrik
Las Listrik
Pengelasan

Untuk konstruksi baja yang bersifat struktural (memikul beban konstruksi) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang profesional.

Pengelasan

Jenis- jenis Las Sebagai Alat Sambung 

Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan las sudut.
  • Las Tumpul adalah las untuk menyambung arah memanjang / melebar  plat atau profil baja 
  • Las sudut adalah las untuk menyambung arah sudut dari plat atau profil baja 
Jenis Las Berdasarkan Geometrinya
  • Las jalur (fillet weld), digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut, sambungan tumpang, dan sambungan T dalam gambar berikut, logam pengisi digunakan untuk menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segitiga siku-siku.
las jalur

  • Las alur (groove welds), ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk persegi, serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar di bawah, pengisi digunakan untuk mengisi sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan busur dan pengelasan gas.
las alur
  
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Las Tumpul Dan Las Sudut

Las Tumpul
  • Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila tebal logam dasar tidak lebih dari 5 mm.
  • Las tumpul V tunggal : Sambungan jenis ini tidak ekonomisbilalogam dasar tebalnya melebihi 15 mm.
  • Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh kondisi.
  •  Las tumpul U tunggal : Sambungan jenis ini cocok untuk logam dasar yang tebalnya tidak lebih dari 30 mm 
Penjelasan mengenai las dapat dilihat pada beberapa gambar berikut :

Jenis Las
Jenis Las
Jenis las Tumpul
Jenis las Tumpul
Pada Postingan Berikutnya Akan Dijelaskan Lebih Lanjut Tentang las Tumpul dan Las Sudut serta jenis las lainya termasuk Aturan Las

Tuesday, 3 December 2013

Konstruksi Baja Bagian 3 ( Baut )

Kali ini akan dijelaskan mengenai Baut

Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. 

Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.  

Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Baut
Contoh baut
Baut
Keterangan : Ring pada pemasangan baut-mur berfungsi agar mur dikencangkan dengan keras tidak mudah dol

Jenis Baut  

  • Baut Hitam 
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm. 
  • Baut Pass 
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm

Ukuran Diameter Baut

Ukuran Diameter baut
Ukuran Diameter baut
Keuntungan Sambungan Baut 
  1. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan. 
  2. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
  3. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak  seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ). 
  4. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.
Contoh Sambungan Baut

Contoh Sambungan Baut
Contoh Sambungan Baut
Jenis- Jenis Sambungan Baut
  •  Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut
  • Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
  •  Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya


  •  Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu
Jarak- Jarak Baut Pada Sambungan
  • Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya, tidak boleh lebih dari 5 buah.
  • Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan). 
  • Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d
  • Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
Prinsip Umum Jarak- Jarak Sambungan Baut

d = tebal pk/baut
t = tebal batang baja utama
t' = tebal plat penyambung

Syarat Keamanan Sambungan

Tebal plat penyambung = (t' + t') lebih besar atau sama dengan tebal baja batang utama ( t )
u = jarak ujung               = 2d - 3d
c = jarak tepi                 = 1,5d - 3d
s = jarak antar pk/baut   = 3d - 7d ( atau maksimum 14t )
khusus untuk batang tekan ========> s = 3d - 4,5d( maks. 9t )

Prinsip- prinsip Baut dari SNI

Jarak
Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter nominal pengencang. Jarak minimum pada pelat harus melalui perhitungan struktur seperti pada SNI.
  • Jarak tepi minimum
Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat saya profil harus memenuhi spesifikasi dalam tabel:

  • Jarak tepi maksimum
Jarak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat lapis luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm.

Konstruksi Baja Bagian 2 ( Paku Keling )

Penjelasan Lebih lanjut Tentang Paku Keling
Paku Keling
Paku Keling

 Macam - Macam Paku Keling

  • Paku keling Kepala Utuh

d = diameter paku keling (mm)
D = 1,6 d @ 1,8 d
H = 0,6 d @ 0,8 d







  • Paku Keling Kepala Setengah terbenam

d = diameter paku keling (mm)
D = 1,6 d @ 1,8 d
H = 0,6 d @ 0,7 d
h  = 0,4 d @ 0,6 d 






  • Paku Keling Kepala terbenam
d = diameter paku keling (mm)
D = 1,6 d 
H = 0,4 d @ 0,6 d








Tipe Head
  • Snap Head: digunakan untuk pekerjaan struktur . Cara pemasangan menggunakan mesin rivet
  • Counter Sunk Head: digunakan pada pembuatan kapal 
  • Conical Head: digunakan pada produk- produk kerajinan tangan 
  • Pan Head: memiliki kekuatan maksimum tetapi sukar dibentuk.
Type Head Paku Keling
Type Head Paku Keling

Cara-cara Pemasangan Paku Keling



Pemasangan paku keling
Pemasangan Paku Keling 
  • Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling. 
  • Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
  • Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung. 
  • Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan. 
  • Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang. 

Ukuran- ukuran di pasaran:

Paku keling untuk konstruksi baja terdapat beberapa macam ukuran diameter yaitu : 11 mm, 14 mm, 17 mm, 20 mm, 23 mm, 26 mm, 29 mm, dan 32 mm.


Jenis Sambungan Paku Keling 

Berdasarkan cara plat disambungkan, ada dua jenis sambungan rivet:
  1. Lap Joint : dua plat ditumpuk kemudian dirivet
  2. Butt Joint : dua plat utama diletakkan saling bersentuhan, kemudian plat cover/ strap diletakkan pada salah satu sisi atau kedia sisi plat utama tersebut , baru kemudian dirivet.
Lap Joint

Lap Joint
Lap Joint
Butt Joint


Butt Joint
Butt Joint
Kegagalan Sambungan Keling
  •  Robek pada salah satu sisi plat (tear off at the edge)
  • Robek pada plat melintas baris rivet (tear off across a row)
  • Bergesernya rivet (shear off) 
  • Hancur atau rusaknya rivet (crushing off)
Mengatasi Kegagalan Rivet

Mengatasi kegagalan robek pada salah satu sisi plat dapat dilakukan dengan memasang rivet dengan ukuran  m= (1.5 – 2)d; m adalah margin, dan d adalah diameter rivet