Operator IT - Teknik Android : 2016

Katarak Pada Mata

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr85Nk-8mru2Leo-yqvk7q4e21CF-WUB60jc1yEXGnPyn0mMpBt5GXdRaY9ZK4SfYNJVBw-3vxncyxCBc8tWKAPUmAYYah0GcV-hj9jUSLOq9cZ7tyB_zkxBc9_C5XI79FcmSpe5BhJH9/s1600/Gejala-dan-Penyebab-Penyakit-Mata-Katarak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gejala dan Penyebab Penyakit Mata Katarak" border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr85Nk-8mru2Leo-yqvk7q4e21CF-WUB60jc1yEXGnPyn0mMpBt5GXdRaY9ZK4SfYNJVBw-3vxncyxCBc8tWKAPUmAYYah0GcV-hj9jUSLOq9cZ7tyB_zkxBc9_C5XI79FcmSpe5BhJH9/s320/Gejala-dan-Penyebab-Penyakit-Mata-Katarak.jpg" title="Gejala dan Penyebab Penyakit Mata Katarak" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gejala dan Penyebab Penyakit Mata Katarak</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://operator-it.blogspot.co.id/" target="_blank">Katarak</a> adalah proses memburamnya lensa mata karena sebab apapun. Katarak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya yaitu adalah :<br />
1. Katarak senilis (paling banyak, pada lansia)<br />
2.Katarak kongenital (pada bayi atau anak-anak. Akibat rubella kongenital, cytomegalovirus, toksoplasmosis)<br />
3. Katarak traumatik (katarak akibat trauma)<br />
4. Katarak komplikata (katarak akibat penyakit mata lain atau akibat penyakit sistemik lain)<br />
5. Katarak toksik (keracunan steroid)<br />
6. Katarak sekunder  (setelah operasi matalainnya).<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Katarak senilis terdiri atas 6 fase<br />
1. Katarak insipiens (mulai terjadi kekeruhan)<br />
2. Katarak intumesens<br />
    a. Lensa menyerap banyak air pada tahap ini sehingga menjadi lebih besar.<br />
    b. Pasien menunjukkan gejala miopisasi.<br />
3. Katarak imatur<br />
    a. Kekeruhan lensa di lokasi tertentu.<br />
    b. Shadow test positif pada fase ini.<br />
4. Katarak matur<br />
    a. Lensa sudah keruh seluruhnya.<br />
    b. Ukuran lensa kembali normal.<br />
    c. Shadow test sudah negatif, visus bisa mencapai 0.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Katarak hipermatur<br />
    a. Lensa mengerut dan ukurannya lebih kecil.<br />
    b. Korteks mengalami pencairan dan keluar ke bilik mata depan.<br />
    c. Shadow test pseudopositif.</div>
<div style="text-align: justify;">
    d. Dapat disertai glaukoma sekunder.<br />
6. Katarak morgagni<br />
    a. Kapsul lensa tebal, sehingga materi korteks yang sudah mencair tidak bisa keluar dari lensa.<br />
    b. Dapat disertai glaukoma sekunder dan abnormalitas mata yang lainnya.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gejala katarak</b> adalah :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Penglihatan berkabut dan warna lebih kuning,kadang ber-halo atau  glaring (pecah), fotofobia, atau tampak dobel.</li>
<li>Penglihatan sempat membaik pada malam hari dan penglihatan dekat membaik (second sight / miopisasi).</li>
<li>Tidak ada gangguan lapang pandangan.</li>
<li>Pemeriksaan = shadow test positif (fase imatur); penilaian funduskopi / segmen posterior mata sulit dilakukan.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Operasi</b><br />
Operasi baru dilakukan saat lensa sudah keruh seluruhnya (katarak matur). Ada 3 indikasi operasi, yaitu indikasi medis (gangguan sistemik); indikasi optik (gangguan penglihatan); dan kosmetik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Metode operasi katarak antara lain:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Metode klasik =  ICCE. Seluruh lensa dibuang. Kelemahan = tidak bisa pasang IOL sehingga pasien jadi afakia.</li>
<li>Metode berikutnya = ECCE. Hanya nukleus dan korteks lensa yang dibuang. Bisa dipasang IOL (pseudofakia).</li>
<li>Metode terbaru =  fakoemulsifikasi. Nukleus dan korteks dihancurkan dan diisap dengan probe, lalu dipasang IOL.</li>
<li>Metode untuk anak =  disisio lentis (sayatan pada kapsul anterior lensa).</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Komplikasi</b>Komplikasi preoperasi katarak antara lain glaukoma sekunder, uveitis, dan dislokasi lensa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Komplikasi postoperasi katarak</div>
<ul>
<li>Afakia (iris tremulans, +10 sampai +13 diopterdengan adisi 3 diopter untuk penglihatan dekat). </li>
<li>Pseudofakia (dengan pemasangan IOL).</li>
</ul>
<b>Semoga bermanfaat...!!!</b>

Katarak Pada Mata

Gejala dan Penyebab Penyakit Mata Katarak Katarak adalah proses memburamnya lensa mata karena sebab apapun. Katarak dapat dibagi berda...

Glaukoma Kronik Mata

<div style="text-align: justify;">
Glaukoma sudut terbuka kronik bersifat familial, sering ditemukan pada lansia dan orang kulit hitam. Penyebab glaukoma ini bersifat primer, yaitu proses degeneratif pada trabecular meshwork berupa penebalan; akibat timbunan materi ekstraseluler.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Glaukoma sudut terbuka ditandai dengan tiga kriteria utama:<br />1. Tekanan intraokular (IOP) meningkat (>21 mmHg, kira-kira sampai 30 mmHg) pada DUA KALI PEMERIKSAAN.<br />2. Lapang pandangan menyempit (visual field defect).<br />3. Funduskopi cup/disc ratio 0.5 atau lebih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri khas penyempitan lapang pandangan akibat glaukoma adalah adanya skotoma Bjerrum > diikuti nasal step > dan diikuti skotoma Siedel. Penyempitan lapang pandangan tidak disertai penurunan visus.  Cup/disc ratio dilihat dengan funduskopi; dihitung dengan membandingkan diameter dasar N.opticus dengan diameter N.opticus yang tampak. Rasio normal adalah 0.4.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 2 varian glaukoma sudut terbuka kronik<br />1. Glaukoma normotensif (kriteria 2 dan 3 memenuhi tapi 1 tidak), biasa pada wanita tua.Tindakan untuk glaukoma normotensif adalah memberikan terapi hipertensif sistemik dan tindakan trabekulektomi.<br />2. Hipertensi okular (kriteria 1 memenuhi tapi 2 dan 3 tidak), biasa pada pria di atas 40 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
 Hipertensi okular tidak diapa-apakan, kecuali jika berisiko tinggi mengalami glaukoma.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Terapi glaukoma sudut terbuka bersifat SEUMUR HIDUP, tetapi tujuannya hanya untuk mempertahankan sisa lapang pandangan; BUKAN UNTUK MEMPERBAIKI LAPANG PANDANG. Demikian pula setelah mendapat terapi, lapang pandangan KADANG MASIH PROGRESIF MEMBURUK.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxNCBFHfyaDodfJ-9UZp3zgXRbOjymL50P76zNbXwU0td9t3-DrZ5FyXTC3E9fVN24T4COU4x9cTnx-5AfNk8GCX0WCCtNHkMdb46S9S-LhJrWsVuATHMZUShduO5Dy82lIc0sesBgSOtr/s1600/Glaukoma+Kronik+Mata.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Optic disc yang normal                           Optic disc abnormal pada                     (C/D ratio 0.2)                                      glaukoma (C/D ratio 0.7)" border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxNCBFHfyaDodfJ-9UZp3zgXRbOjymL50P76zNbXwU0td9t3-DrZ5FyXTC3E9fVN24T4COU4x9cTnx-5AfNk8GCX0WCCtNHkMdb46S9S-LhJrWsVuATHMZUShduO5Dy82lIc0sesBgSOtr/s400/Glaukoma+Kronik+Mata.png" title="Optic disc yang normal                           Optic disc abnormal pada                     (C/D ratio 0.2)                                      glaukoma (C/D ratio 0.7)" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="text-align: left;">
            Optic disc yang normal                           Optic disc abnormal pada </div>
<div style="text-align: left;">
                   (C/D ratio 0.2)                                      glaukoma (C/D ratio 0.7)</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan untuk pasien glaukoma sudut terbuka kronik:<br />1. Diberikan  TETES MATA ANTIGLAUKOMA. Dapat berupa penghambat produksi aqueous humour (timolol 0.25% atau apraklonidin 0.5%) dan/atau pelancar aliran aqueous humour (latanoprost 0.005%).<br />2. Operasi TRABEKULEKTOMI, jika dengan tetes mata penyakit masih berjalan progresif. Trabekulektomi dilakukan dengan membuat bleb dari  flap sklera menuju ruang subkonjungtiva sebagai penampung sementara cairan aqueous.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Semoga bermanfaat...!!!</b></div>

Glaukoma Kronik Mata

Glaukoma sudut terbuka kronik bersifat familial, sering ditemukan pada lansia dan orang kulit hitam. Penyebab glaukoma ini bersifat primer,...

Glaukoma Akut Pada Mata

<div style="text-align: justify;">
Glaukoma dapat terjadi secara primer ataupun sekunder. Glaukoma primer umumnya bilateral sedangkan glaukoma sekunder umumnya unilateral dan disebabkan oleh penyakit lain ataupun keracunan. Obat yang sering menyebabkan glaukoma adalah steroid. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Glaukoma primer ada 2: sudut terbuka dan tertutup. Keduanya dapat menyebabkan glaukoma akut. Sudut tertutup: aliran aqueous humour terhalang medial iris. Sudut terbuka: insersi tepi iris lebih tinggi dan menyumbat aliran aqueous humour (iris plateau). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Glaukoma sudut tertutup primer (primary angle-closure glaucoma) ditandai dengan<br />
1. Tekanan intraokuler (IOP) meningkat (60-80 mmHg).<br />
2. Gejala akut (sakit kepala, nyeri mata, mual muntah, pandangan ber-halo).<br />
3. Pemeriksaan segmen anterior ditemukan</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Paling khas dari gonioskopi: bilik mata depan sangat dangkal</li>
<li>Kornea edem</li>
<li>Konjungtiva injeksi siliar</li>
<li>Iris bombe</li>
<li>Pupil  fixed mid-dilatasi akibat sinekia posterior. Dengan kata lain pupil tetap berdilatasi sewaktu disinari lampu terang. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Dasar terjadinya glaukoma sudut tertutup akut adalah terhambatnya aliran  aqueous humour dari  processus ciliaris untuk dikeluarkan di  trabecular meshwork (ditunjukkan dengan arah panah pada gambar di bawah ini). </div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMIQVD2UxzVnW-AW-3UNLzbTNFJbML0u4zCE4NoLLolN0NeWBXrtBil-ffWw2_Zkwlx2K_eGpKiMRXbG-sF1RwdWifQKzUipKM5Sse0m4tNAfGDeDrTdjI8yZTKOrMiJqyi6V1_Re9d6vD/s1600/Glaukoma+Akut+Pada+Mata.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Glaukoma Akut Pada Mata" border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMIQVD2UxzVnW-AW-3UNLzbTNFJbML0u4zCE4NoLLolN0NeWBXrtBil-ffWw2_Zkwlx2K_eGpKiMRXbG-sF1RwdWifQKzUipKM5Sse0m4tNAfGDeDrTdjI8yZTKOrMiJqyi6V1_Re9d6vD/s320/Glaukoma+Akut+Pada+Mata.png" title="Glaukoma Akut Pada Mata" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Glaukoma Akut Pada Mata</td></tr>
</tbody></table>
Pemeriksaan yang dianjurkan adalah GONIOSKOPI.<br />
<ul>
<li>Interpretasi gonioskopi</li>
</ul>
Pada glaukoma sudut terbuka processus iridis (IP pada gambar),  scleral spur (SP pada gambar), garis Schwalbe (SL pada gambar), dan trabecular meshwork (TM – TPB pada gambar) seluruhnya terlihat dengan jelas seperti pada gambar. Jika garis Schwalbe dan  trabecular meshwork hanya terlihat sedikit berarti glaukoma termasuk sudut sempit. Jika garis Schwalbe tidak dapat dilihat sama sekali, berarti glaukoma sudut tertutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjudAgbDG-cn5_uK8r-Pyhyel2pQzIcv8KO8cxEjL2D7SxKNr0QyG4FAJD9ikQSZH1fYtN5yRHdL-rCut71XlQx9bHm8AoE-o_r2-wZyI2bVgI0l4hYrca2BrFajzw5-yBLRfMNXcoO7upp/s1600/mata.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="151" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjudAgbDG-cn5_uK8r-Pyhyel2pQzIcv8KO8cxEjL2D7SxKNr0QyG4FAJD9ikQSZH1fYtN5yRHdL-rCut71XlQx9bHm8AoE-o_r2-wZyI2bVgI0l4hYrca2BrFajzw5-yBLRfMNXcoO7upp/s320/mata.png" width="320" /></a></div>
Gonioskopi sudut terbuka = grade 4<br />
Gonioskopi sudut tertutup = grade 0<br />
<br />
Glaukoma sudut tertutup akut merupakan  keadaan DARURAT OFTALMOLOGI!!<br />
Tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :<br />
1. Pertama-tama TURUNKAN  TEKANAN INTRAOKULER, dengan asetazolamid (iv atau oral) BERSAMA dengan obat topikal (sikloplegik pilokarpin 2-4% 4-6 dd 1 gtt. Dapat diganti latanoprost, apraklonidin, timolol 0.25-0.5%).<br />
<ul>
<li>Pilokarpin untuk kontraksi siliar danmengkonstriksi pupil agar tidak terjadi  iskemia iris. Sudah jarang dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.</li>
<li>Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous humour.</li>
<li>Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi  inflamasi  intraokuler sekunder.</li>
<li>Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai untuk mengurangi volume vitreous.</li>
</ul>
2. Setelah tekanan intraokuler turun, lakukan operasi  IRIDOTOMI PERIFER dengan laser Nd-YAG. Tujuan operasi adalah untuk membuat hubungan permanen antara bilik mata depan dan belakang agar iris bombe terlepas. Tindakan yang juga dapat dilakukan:  TRABEKULEKTOMI.<br />
Syarat = belum ada sinekia anterior perifer. Jika gagal lakukan:<br />
<ul>
<li>ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).</li>
<li>IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).</li>
</ul>
3. Jika unilateral,  MATA KONTRALATERAL perlu diberi tindakan  IRIDOTOMI PERIFER LASER yang bertujuan PROFILAKSIS.<br />
<br />
<b>Semoga bermanfaat...!!</b></div>

Glaukoma Akut Pada Mata

Glaukoma dapat terjadi secara primer ataupun sekunder. Glaukoma primer umumnya bilateral sedangkan glaukoma sekunder umumnya unilateral dan...

Konjungtivitis Mata

<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyqn8OG60eLT2t3IQQmNolJUsopCDU7i-U8KbvGFD74f6z8l2EHtLGaK2MhmKDdjfQ0IBGZNR86XGzuPNKl30IdQ0o61OOjDBGI5SsfJA0fntcfeyt-G2VIwWju3g3BMRyGp5lMwKyIwrI/s1600/sakit-mata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Konjungtivitis Mata" border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyqn8OG60eLT2t3IQQmNolJUsopCDU7i-U8KbvGFD74f6z8l2EHtLGaK2MhmKDdjfQ0IBGZNR86XGzuPNKl30IdQ0o61OOjDBGI5SsfJA0fntcfeyt-G2VIwWju3g3BMRyGp5lMwKyIwrI/s320/sakit-mata.jpg" title="Konjungtivitis Mata" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Konjungtivitis Mata</td></tr>
</tbody></table>
Konjungtiva ada 2 macam = bulbar dan tarsal (palpebral). Termasuk mata merah tanpa penurunan visus jika tidak mengenai kornea. Jika kena kornea = keratokonjungtivitis; penglihatan bisa turun jika lesi di sentral kornea.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
4 Gejala Utama yang umum ditemukan di semua konjungtivitis  (HELEP =  hyperemia, epiphora, lymphadenopathy, exudation, and pseudoptosis)</div>
<ul>
<li>Mata merah dengan injeksi konjungtiva (mata merah tidak di perilimbal, melainkan difus)</li>
<li>Lakrimasi atau epifora (mata berair)</li>
<li>Eksudasi (belekan)</li>
<li>Pseudoptosis (mata susah dibuka bukan karena saraf, tapi karena infiltrat pada otot Muller)</li>
<li>Limfadenopati preaurikular.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://operator-it.blogspot.co.id/" target="_blank"><b>Klasifikasi konjungtivitis</b></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Konjungtivitis infektif<br />
    a. Konjungtivitis bakterialis<br />
    b. Konjungtivitis gonorea dan oftalmia neonatorum<br />
    c. Konjungtivitis viral nonspesifik<br />
    d. Konjungtivitis herpes simpleks<br />
    e. Konjungtivitis fungal<br />
   f. Konjungtivitis  parasitik  (loaiasis, askariasis,  ftiriasis,  taeniasis, skistosomiasis, trikinosis, dan myiasis)<br />
   g. Trakoma</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Konjungtivitis noninfektif<br />
    a. Konjungtivitis vernal<br />
    b. Konjungtivitis fliktenularis<br />
    c. Konjungtivitis sicca</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis bakterial</i> ditandai sekret yang purulen, kadang-kadang hiperakut disertai kemosis (pada gonorea) > bisa menyebar sistemik dan jadi sepsis. Penyebab lainnya = Haemophilus influenza, Escherichia coli, dan Proteus sp.Pemeriksaan penunjang = pewarnaan Gram terhadap sekret konjungtiva. Terapi = biasanya  self limited. Antibiotik tergantung identifikasi mikrobiologik. Untuk gonorea perlu diobati segera agar infeksi tidak menyebar ke mana-mana dan jangan sampai perforasi kornea; dengan topikal (salep antibiotik polimiksin-trimetoprim) + sistemik (seftriakson 1 gram intramuskuler).</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis viral</i> dapat disebabkan oleh berbagai macam virus (adenovirus 3-4-7)– sering berkaitan dengan demam dan faringitis. Sifatnya self-limited. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis epidemika</i> sering disebabkan adenovirus tipe 8-19-29-37. Gejala kurang spesifik = mata bengkak, merah, berair, sakit, dan tidak simetris. Kadang ada pseudomembran. Berkaitan dengan diare viral, faringitis, otitis, dan infeksi lainnya. Terapi hanya simtomatik dengan kompres; karena juga self-limited. Jangan diberi steroid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis viral spesifik herpes</i> disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 (tipe 2 pada bayi). Sakit mata bersifat unilateral dengan injeksi konjungtiva, fotofobia, iritasi; dengan vesikel-vesikel hiperemis pada sekitar mata. Jika dibiarkan dapat menjadi keratokonjungtivitis herpes yang menimbulkan ulkus dendritik kornea. Terapi dengan asiklovir salep 3% 5 kali sehari selama 7-10 hari atau minum asiklovir 5 kali 400 mg selama 1 minggu. TIDAK BOLEH DIBERI STEROID.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Trakoma</i> = disebabkan oleh Chlamydia trachomatis </div>
<div style="text-align: justify;">
Infeksi mengenai konjungtiva palpebral dan bulbi.<br />
Kriteria diagnostik<br />
1. Ada 5 atau lebih folikel di konjungtiva palpebral.<br />
2. Scar konjungtiva pada tarsal superior (entropion + trikiasis)<br />
3. Pannus pada konjungtiva bulbi.<br />
4. Herbert pit pada folikel daerah limbus.</div>
<div style="text-align: justify;">
Komplikasi = entropion + trikiasis, simblefaron, xerosis, infeksi sekunder bakteri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Terapi dengan tetrasiklin atau doksisiklin, atau eritromisin (untuk anak-anak); pada masa infeksi aktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis  vernal </i> merupakan  reaksi hipersensitivitas tipe I pada konjungtiva, sering ditemukan pada orang muda yang alergi polen. SANGAT GATAL! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 2 tipe yaitu palpebral (giant papils /  cobblestone) dan limbal (tantras dot). Jika dibiarkan papil bisa membuat shield ulcers kornea. Terapi dengan steroid saja (tidak usah antihistamin!), atau jika gagal diterapi dengan mast cells stabiliser atau siklosporin. Jika ada ulkus, terapi dengan graft amnion.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Konjungtivitis  fliktenularis</i>  adalah  reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap penyakit granulomatosa  (misalnya cacingan atau TB) atau gizi buruk. Tidak begitu gatal. Tanda: tonjolan bulat kuning pada konjungtiva + pelebaran pembuluh darah. Terapi dengan steroid lokal dan obati juga penyakit yang mendasari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Konjungtivitis  sicca</i>  berkaitan  dengan  penyakit autoimun (sindrom Sjoergen = trias konjungtivitis sicca,  artritis, dan xerostomia); sering pada wanita menopause. Tanda = injeksi konjungtiva, nyeri pada siang dan sore hari; dengan hasil uji Schirmer abnormal. Terapi dengan air mata buatan, kamar uap, atau steroid dosis kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Semoga bermanfaat...!!!</b></div>

Konjungtivitis Mata

Konjungtivitis Mata Konjungtiva ada 2 macam = bulbar dan tarsal (palpebral). Termasuk mata merah tanpa penurunan visus jika tidak menge...

Keratitis Pada Mata

<div style="text-align: justify;">
Keratitis umumnya mengganggu penglihatan jika terletak di sentral. Ada 2 tipe = infektif dan noninfektif. Klasifikasinya  rata-rata sama dengan konjungtivitis (lihat di bagian konjungtivitis).</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana membedakan keratitis infektif berdasarkan penyebabnya??</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://operator-it.blogspot.co.id/" target="_blank">Mari Kita Lihat.....!!!</a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8n_VFP4roikQceZts1fhqwKPyixcIrow2Ug7JaQEOq-vgCf0bLHZzgPcmvku02YMuZAEYE9aSFlsdAHUD5bi9_3rK-NGCuDXDKNptjabP5yED4r9zdFCs1gwvUW1geIz3284_e1ubafzW/s1600/keratismata.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Keratitis Mata" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8n_VFP4roikQceZts1fhqwKPyixcIrow2Ug7JaQEOq-vgCf0bLHZzgPcmvku02YMuZAEYE9aSFlsdAHUD5bi9_3rK-NGCuDXDKNptjabP5yED4r9zdFCs1gwvUW1geIz3284_e1ubafzW/s1600/keratismata.png" title="Keratitis Mata" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Keratitis Mata</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang berisiko kena keratitis:</div>
<ul>
<li>Ada riwayat trauma.</li>
<li style="text-align: justify;">Pemakai lensa kontak (baru pakai tidak tahu caranya; atau sudah lama pakai tapi tidak tahu cara merawatnya).</li>
<li style="text-align: justify;">Pakai tetes mata steroid dalam waktu yang lama.</li>
<li style="text-align: justify;">Riwayat mata merah dan mata buram hilang timbul.</li>
<li style="text-align: justify;">Kadang mata silau, berair, belekan, dan kelilipan</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Tanda yang ditemukan  KORNEA KERUH,  VISUS TURUN, dan  INJEKSI SILIAR dengan palpebra  hiperemis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keratitis noninfektif yang penting yaitu keratitis punctata dan ulkus Mooren.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Terapi keratitis</b><br />
Medikamentosa<br />
1. Terapi kausal sesuai penyebab<br />
    a. Bakteri: salep sefuroksim-gentamisin atau salep siprofloksasin<br />
    b. Herpes: salep asiklovir 3% tiap 4 jam<br />
    c. Herpes zoster: minum asiklovir 5 kali 800 mg selama 7-10 hari. Ditambah analgesik per oral dan           steroid.<br />
   d. Jamur: salep natamisin 5% tiap 1-2 jam<br />
  e. Acanthamoeba:  poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau salep klorheksidin glukonat 0.02%  <br />
2. Sikloplegik atau midriatikum</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Antiglaukoma  peroral  untuk  mencegah komplikasi<br />
4. Steroid topikal (tapi tidak untuk ulkus!)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Nonmedikamentosa<br />
1. Patching pelindung<br />
2. Debridemen jaringan nekrosis<br />
3. Terapi laser untuk nekrotomi<br />
4. Keratoplasti jika kerusakan sudah berat </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ulkus Mooren</b><br />
Ulkus Mooren jarang ditemukan dan termasuk salah satu keratitis ulseratif perifer akibat proses autoimun. Berkaitan dengan hepatitis C. Bentuk ulserasi biasanya seperti bulan sabit di limbus dengan infiltrat kekuningan di pinggirnya.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 2 macam tipe:<br />
1. Tipe limited: unilateral, sering menyerang orang tua (>40 tahun), dan prognosisnya lebih baik.<br />
2. Tipe resisten: bilateral, sangat nyeri, sering menyerang orang muda, dan prognosis buruk.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Penatalaksanaannya: <br />
1. Terapi lokal dengan kortikosteroid topikal diikuti reseksi konjungtiva, dengan siklosporin topikal, atau injeksi heparin subkonjungtiva.<br />
2. Terapi imunosupresi sistemik (siklofosfamid, azatioprin) baru diberikan jika reseksi gagal atau  penyakit termasuk tipe resisten.<br />
3. Operasi keratoplasti lamelar, epikeratoplasti, atau pembuatan flap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat..!!!</div>

Keratitis Pada Mata

Keratitis umumnya mengganggu penglihatan jika terletak di sentral. Ada 2 tipe = infektif dan noninfektif. Klasifikasinya rata-rata sama de...

Anatomi, Refleks Cahaya & Fisiologi Neurovisual Mata

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3osG-twDE6qd0UFTIfln5ySkmk-H8xBYuDjGDrTexsHhyhddNnZK2H9uOCg0PtvIoV1eoOnqtQBITbwmSztseWxzvi1ocS34zEaqq3ihC7qrA6NNkRMUWYXVrBB9MqGPAjeCzX-uXCKEN/s1600/anatomibolamata.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Anatomi Bola Mata" border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3osG-twDE6qd0UFTIfln5ySkmk-H8xBYuDjGDrTexsHhyhddNnZK2H9uOCg0PtvIoV1eoOnqtQBITbwmSztseWxzvi1ocS34zEaqq3ihC7qrA6NNkRMUWYXVrBB9MqGPAjeCzX-uXCKEN/s320/anatomibolamata.png" title="Anatomi Bola Mata" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://operator-it.blogspot.co.id/" target="_blank">Anatomi Bola Mata</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Yang  termasuk  media  refraksi  antara  lain  kornea,  pupil, lensa, dan vitreous. Media   refraksi targetnya  di retina sentral (macula). Gangguan media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak  tergantung  pada  pigmen  di  lapisan  anterior  iris (banyak pigmen =  coklat,  sedikit pigmen = biru,  tidak ada pigmen = merah / pada albino).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh786RXEtA983-cKgfbh99URAC8zJfydCEJWM-WeW4v0MY4pd3ktMiFm-D0qxXag4CRsIM5zN-R5_uOTIty5NIz1eoyhvnC2PpJpL0CilaYg_tQkQhMcxP3wwkkyKKp2QI5Kot6uu_OkZTf/s1600/anatomiorbita.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Anatomi Orbita" border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh786RXEtA983-cKgfbh99URAC8zJfydCEJWM-WeW4v0MY4pd3ktMiFm-D0qxXag4CRsIM5zN-R5_uOTIty5NIz1eoyhvnC2PpJpL0CilaYg_tQkQhMcxP3wwkkyKKp2QI5Kot6uu_OkZTf/s320/anatomiorbita.png" title="Anatomi Orbita" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anatomi Orbita</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orbita tersusun atas enam tulang tengkorak.<br />a. Os frontalis (fossa orbitalis) di superior.<br />b. Os sphenoidalis di posterior.<br />c. Os ethmoidalis di posterior.<br />d. Os lacrimalis di medial.<br />e. Os maxillaris (fossa orbitalis) di inferomedial.<br />f. Os zygomaticus di inferior.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Fisiologi Mata</b><br />Stimulus cahaya diterima oleh  N.opticus (N.II) ipsilateral dari pupil. Selanjutnya sinyal tersebut diteruskan ke chiasma optic dan terjadi persilangan sebagian serabut N.opticus dari kedua sisi. ke nucleus geniculatum medial, colliculus superior, dan akhirnya ke  nuclei Edinger-Westphal yang bersinaps langsung dengan N.oculomotorius (N.III). Serabut ini bersifat parasimpatis dan berhubungan langsung dengan ganglion siliaris; yang memberi efek parasimpatis pada mata berupa konstriksi pupil. Gangguan refleks cahaya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis refleks cahaya ada 2:<br />1. Refleks cahaya langsung (direct response): Pupil ipsilateral disinari, pupil ipsilateral miosis. Untuk menilai fungsi N.II.<br />2. Refleks cahaya tidak langsung (consensual response): Pupil ipsilateral disinari, pupil kontralateral miosis. Untuk menilai fungsi N.III. Gangguan pada retina atau neuropati N.II dapat menyebabkan respons pupil jadi lemah secara unilateral namun tetap simetris, yang disebut RAPD (relative afferent pupillary defect). <br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
RAPD kiri artinya: refleks cahaya langsung mata kiri lebih lemah daripada refleks cahaya langsung mata kanan.<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kebutaan neurologis</b><br />Ada tiga golongan besar :<br />1. Anopia unilateral = defek pada N.opticus anterior dari chiasma optic.<br />2. Hemianopia bitemporal = defek chiasma optic.<br />3. Hemianopia homonim bilateral = defek pada N.opticus pada retrochiasmatic.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut  ini  adalah  skema  gangguan  penglihatan berdasarkan lokasi defek neurologis. </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4HIFMj5La_TCXgES8F3OHtgSqGS5-BbBs2p6BpLSAt3Hh6t1o1rsC_AKPeYoi1wDOjyXj9MGMmZ5cucnxylPqLrGLLr8l9kqjjRvh49gjq0GN0j1Q1NBuiimd6URTuU6slQPyddneNKHk/s1600/skemagangguanmata.png" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Skema  Gangguan  Penglihatan" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4HIFMj5La_TCXgES8F3OHtgSqGS5-BbBs2p6BpLSAt3Hh6t1o1rsC_AKPeYoi1wDOjyXj9MGMmZ5cucnxylPqLrGLLr8l9kqjjRvh49gjq0GN0j1Q1NBuiimd6URTuU6slQPyddneNKHk/s400/skemagangguanmata.png" title="Skema  Gangguan  Penglihatan" width="266" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Skema  Gangguan  Penglihatan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Bermanfaat..!!!</div>

Anatomi, Refleks Cahaya & Fisiologi Neurovisual Mata

Anatomi Bola Mata Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di re...

Parameter Pencitran Computed Tomography Scanning

<div style="text-align: justify;">
Nilai noise pada pencitraan CT-Scan sangat bergantung pada pemilihan parameter pemeriksaan CT-Scan, berikut adalah parameter CT- Scan yang mempengaruhi nilai noise.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tebal potongan irisan<br />Tebal potongan irisan (slice thickness)adalah tebalnya irisan atau potongan dari obyek yang diperiksa. Nilainya dapat dipilih antara 0,5 mm - 10mm sesuai dengan keperluan klinis. Ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah sebaliknya dengan ukuran yang tipis akan menghasilkan detail-detail yang tinggi. Bila ketebalan meninggi akan timbul gambaran-gambaran yang mengganggu seperti garis dan bila terlalu tipis  gambaran akan terlihat tidak halus. Slice thickness yang tebal mengurangi ketajaman pada bidang atau (axis craniocaudal), ketajaman pada tepi struktur organ juga berkurang pada gambar transaksial. Dan semakin meningkat tebal slice thickness kemungkinan terjadinya partial volume artefak semakin besar sehingga gambar tampak kabur.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8H00sC2H1m0mHADqxcAE0MnCNkpb7CbiJQ78tpG4Bm6CK3YA3P280MH0eUxx2LntkPsGZO9UhiqGD-m9srSjZ83nM7eC8NPoQb-a7bniWn_MRI86o6hYnJMBjS7M78KPs9T_HHGI8S2kT/s1600/dan+voxel+pada+gambar+CT+scan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pixel dan voxel pada gambar CT scan" border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8H00sC2H1m0mHADqxcAE0MnCNkpb7CbiJQ78tpG4Bm6CK3YA3P280MH0eUxx2LntkPsGZO9UhiqGD-m9srSjZ83nM7eC8NPoQb-a7bniWn_MRI86o6hYnJMBjS7M78KPs9T_HHGI8S2kT/s320/dan+voxel+pada+gambar+CT+scan.png" title="Pixel dan voxel pada gambar CT scan" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">Pixel dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">voxel</i> pada gambar CT scan</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Matriks gambar terdiri dari picture element atau pixel. Sebuah pixel merupakan elemen dasar dari gambar digital dua dimensi. Setiap pixel pada gambar CT scan berhubungan dengan voxel (volume element) pasien. Voxel memiliki dimensi bidang yang sama dengan pixel tetapi termasuk juga slice thickness. Setiap pixel pada gambar CT scan menampilkan rata-rata atenuasi sinar – X dari jaringan dalam suatu  voxel.<br /><br />Tebal potongan irisan (slice thickness) yang meningkat maka kontras resolusi akan meningkat sedangkan spatial resolusi akan menurun dan image noise akan berkurang. Sebaliknya tebal potongan irisan (slice thickness) semakin tipis maka ukuran voxel akan tereduksi sehingga spatial resolusi dan image noise akan meningkat sedangkan kontras resolusi menurun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 2. Faktor Eksposi<br />Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu (s). Besarnya tegangan tabung dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 3. Field Of  View (FOV)<br />FOV adalah diameter maksimal dari gambar yang akan direkonstruksi. Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12-50 cm. FOV kecil akan meningkatkan detail gambar (resolusi) karena FOV yang kecil mampu mereduksi ukuran pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti. Namun bila ukuran FOV lebih kecil maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan klinis menjadi sulit untuk dideteksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 4. Rekontruksi Matriks<br />Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture eleman (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan salah satu struktur element dalam memori komputer yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar. Pada umunya matriks yang digunakan berukuran 512 X 512 yaitu 512 baris dan 512 kolom. Rekontruksi matriks berpengaruh terhadap resolusi gambar. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi detail gambar yang dihasilkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /> 5. Rekonstruksi Algorithma <br />Filter kernel merupakan bagian dari rekonstruksi algoritma, algoritma dalam hal ini merupakan persamaan-persamaan matematika yang dikonvolusikan pada data-data hasil pengukuran. Gunanya dalam CT sangat penting untuk menghilangkan kebanyakan efek blurring, dan sangat melekat dengan fisik rekonstruksi image CT yang menggunakan teknik yang disebut dengan back projection. Hal ini dikerjakan dengan mengaplikasikan filter digital yang disebut kernel ke semua data redaman dengan cara yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat ...!!!</div>

Parameter Pencitran Computed Tomography Scanning

Nilai noise pada pencitraan CT-Scan sangat bergantung pada pemilihan parameter pemeriksaan CT-Scan, berikut adalah parameter CT- Scan yang ...

Pengukuran Noise pada Citra Computed Tomography Scanning

<div style="text-align: justify;">
Noise  sangat penting untuk mengukur performance CT-Scan  ketika perbedaan koefisien atenuasi yang terjadi secara natural sangat kecil antara jaringan yang normal dan jaringan yang tidak normal. Noise pada CT-Scan dapat dievaluasi dengan mengukur nilai fluktuasi CT number pada area yang spesifik  dengan menscaning phantom air yang uniform.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Phantom noise diisi dengan air. Tiap-tiap dinding terbuat dari Plexiglas dengan ketebalan kurang dari 1 cm. Bahan lain mungkin bisa digunakan sebagai dinding phantom dengan syarat perbedaan koefisien atenuasi linier bahan tersebut terhadap  air kurang dari Plexiglas untuk semua kondisi pengoperasian pada semua pesawat CT-Scan . Diameter luar phantom 8 inchi (203 mm) dengan parameter pemeriksaan kepala, 32 inchi (330 mm) dengan parameter pemeriksaan tubuh. Sampel CT number diambil dari pusat phantom dengan luas area 2 cm2  yang menghasilkan ± 25 piksel .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Noise  pada gambar tampak sebagai titik-titik air (butiran). Noise  sebaiknya dievaluasi secara harian dengan menggunakan phantom air. Noise umumnya diukur sebagai standar deviasi dari nilai piksel dengan ROI (Region of Interest) pada phantom air yang discanning. Semua pesawat CT-Scan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi  ROI  pada gambar digital dan menghitung nilai mean dan standar deviasi dari CT number pada ROI tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Nilai standar deviasi haruslah bernilai nol atau lebih tinggi, jika suatu daerah ROI memiliki nilai 90 HU dan standar deviasinya 0 berarti semua nilai piksel dalam suatu area ROI tersebut adalah homogen. Bila standar deviasi menampilkan sebuah nilai selain nol berarti terdapat variasi nilai atenuasi dalam area ROI, semakin besar nilai standar deviasi berarti semakin besar pula variasi nilai atenuasi dalam area ROI. Menurut Seeram  rentang nilai standar deviasi yang diperbolehkan adalah 2-7 HU sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh hasil pengukuran masih dapat diterima.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCDEAH14EkSZI-oa8xFJ44J8w72FhxJfGn58jxM2BCRsqFndM7w50scCLicJWbob6InqcyMCYAG9Pb_qY1BqYeiIQLehS15Z32Y5oCpFzT0RUc73wfzowQdsVqU6bsCYU3t2aMCTgaZK-c/s1600/Pengukuran+nilai+noise+pada+CT+Scan+dengan+softwere+ROI.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pengukuran nilai noise pada CT Scan dengan softwere ROI" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCDEAH14EkSZI-oa8xFJ44J8w72FhxJfGn58jxM2BCRsqFndM7w50scCLicJWbob6InqcyMCYAG9Pb_qY1BqYeiIQLehS15Z32Y5oCpFzT0RUc73wfzowQdsVqU6bsCYU3t2aMCTgaZK-c/s1600/Pengukuran+nilai+noise+pada+CT+Scan+dengan+softwere+ROI.png" title="Pengukuran nilai noise pada CT Scan dengan softwere ROI" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">

<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; tab-stops: 191.8pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pengukuran nilai noise pada CT Scan dengan softwere
ROI</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menjamin kualitas gambar CT-Scan diperlukan pengukuran nilai noise yang merupakan bagian dari program kendali mutu  peralatan dan fungsi CT-Scan. Dalam pencapaian tujuan kendali  mutu diperlukan adanya sebuah instrumen yang digunakan sebagai pengganti pasien atau manusia, instrumen tersebut biasanya berbentuk tabung silinder yang berisi air yang disebut dengan phantom . Phantom yang disediakan oleh pabrik berbeda-beda sesuai dengan evaluasi kinerja alat dan kontrol kualitas yang dilakukan. Umumnya phantom terbuat dari plastik berbentuk silinder, yang diisi dengan air atau material lainnya untuk mengukur performance alat dengan spesifik parameter . Dua macam phantom yang populer digunakan adalah tipe starburst  dan bar patterns dari Captphan (Alderson Reasearch Laboratories) dan phantom Plexiglass yang terdiri dari rangkaian/seri barisan lubang-lubang dengan diameter yang berbeda-beda seperti yang disarankan oleh American Association of Physicist in Medicene/ AAPM. Berikut adalah contoh bentuk phantom air untuk mengukur nilai noise pada citra CT Scan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndy8WmqeLcl_7QdbiSrlOlvEf-Mx7UyGwdDWBOQ8Uhvd0aCT3RZVZEU6qEo__4rXnk8_0uPOE-Wl0h0dtZGOlFoGqcOCXAiUQ9rNp7-HJB2QpV1mv2mw-OAR2MF9W3eL1DYNmrcU0nRnx/s1600/Panthom+air+untuk+pengukuran+nilai+noise+pada+citra+CT+Scan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Panthom air untuk pengukuran nilai noise pada citra CT Scan" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndy8WmqeLcl_7QdbiSrlOlvEf-Mx7UyGwdDWBOQ8Uhvd0aCT3RZVZEU6qEo__4rXnk8_0uPOE-Wl0h0dtZGOlFoGqcOCXAiUQ9rNp7-HJB2QpV1mv2mw-OAR2MF9W3eL1DYNmrcU0nRnx/s1600/Panthom+air+untuk+pengukuran+nilai+noise+pada+citra+CT+Scan.png" title="Panthom air untuk pengukuran nilai noise pada citra CT Scan" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">Panthom
air untuk pengukuran nilai noise pada citra CT Scan</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat ...!!!</div>

Pengukuran Noise pada Citra Computed Tomography Scanning

Noise sangat penting untuk mengukur performance CT-Scan ketika perbedaan koefisien atenuasi yang terjadi secara natural sangat kecil anta...

Prinsip Kerja Computed Tomography Scanning

<div style="text-align: justify;">
Computed Tomography (CT) pada prinsipnya adalah sebuah metode untuk memperoleh dan merekonstruksi citra secara cross section dari sebuah objek (tubuh). Metode ini berbeda dengan proyeksi citra X-ray konventional, dimana hasil CT menampilkan citra potongan irisan (slice) dari obyek sehingga tidak menampilkan citra yang saling tumpang tindih atau superposisi. Perbedaan berikutnya CT mampu menampilkan citra yang berasal intensitas sinar-X transmisi dengan tingkat perbedaan koefisien attenuasi linier (μ) yang rendah hampir 0,25 – 0,5 %, sedangkan citra X-ray konventional tingkat perbedaan intensitas sinar-X transmisi hanya 10%.(2)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Prinsip dasar citra CT Scan adalah hasil olahan data pengukuran nilai perlemahan sinar-X yang menembus bidang tubuh yang melewati objek dengan nilai koefisien attenuasi linier (μ) dan ketebalan yang berbeda-beda. Teknologi ini menggunakan data-data ini untuk merekonstruksi data digital dari cross section tubuh, dengan masing-masing image pixel mewakili nilai pengukuran rata-rata koefisien attenuasi linier (μ) dari unsur voxel dengan ketebalan irisannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Transmisi sinar-X dilakukan ketika  tabung sinar-X memutari dan menyinari obyek yang selanjutnya detektor yang berhadapan dengan tabung sinar-X menangkap sinar-X yang telah menembus obyek tersebut. Pada saat yang bersamaan detektor referensi menangkap sinar-X yang langsung dari sumber. Berkas sinar-X tersebut diubah oleh detektor menjadi sinyal listrik dan sinyal listrik ini kembali diubah oleh ADC  (Analog to Digital Converter ) menjadi data digital dan selanjutnya dikirim ke komputer untuk diolah dan direkontruksi dengan penerapan prinsip matematika atau yang lebih dikenal dengan rekontruksi algorithma. Setelah proses selesai maka data yang telah diperoleh berupa data digital diubah kembali menjadi data analog dan ditampilkan di monitor berupa gambar anatomis irisan obyek.(2)  Berikut basic skema pencitraan CT Scan :</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSoV9UlV4cuvyaUrWWFSsnXLgaZbx8cxncvvAjmodAZV7rTELc1svsv9JHNih35ysJ6LCk3EynnqTC3wWkm_fFWiwboWUjTXe7bJR9r68_7PMPmbmvLv5d9Z5YMNNfPUYdUACkPnCHxzE7/s1600/Basic+skema+pencitraan+CT+Scanning.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Basic skema pencitraan CT Scanning" border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSoV9UlV4cuvyaUrWWFSsnXLgaZbx8cxncvvAjmodAZV7rTELc1svsv9JHNih35ysJ6LCk3EynnqTC3wWkm_fFWiwboWUjTXe7bJR9r68_7PMPmbmvLv5d9Z5YMNNfPUYdUACkPnCHxzE7/s400/Basic+skema+pencitraan+CT+Scanning.png" title="Basic skema pencitraan CT Scanning" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Basic
skema pencitraan CT Scanning</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Pesawat CT Scan terdiri dari beberapa komponen utama. Berikut adalah bagian-bagia komponen pesawat CT Scan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1.     Meja Pemeriksaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan potongan irian (slice thickness). Meja pemeriksaan terletak di pertengahan gantry dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan ke beberapa arah yaitu maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol yang bertanda yang terdapat pada gantry.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.    Gantry</div>
<div style="text-align: justify;">
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang di dalamnya terdapat tabung  sinar-X, filter, detektor, DAS ( Data Acquisition System ). Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi dengan indikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi obyek dan kemiringan gantry. Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor yang letaknya selalu berhadapan  dalam gantry akan berputar mengelilingi objek yang akan dilakukan scanning. Di dalam gantry terdapat : </div>
<div style="text-align: justify;">
    1). Tabung sinar-x, berfungsi sebagai pembangkit sinar-X yang bekerja dengan  pada tegangan tinggi   diatas 100 kV, ukuran focal spot kecil 1-10 mm, tahan terhadap goncangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
    2). Kolimator pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
          a). Kolimator pada tabung sinar-X</div>
<div style="text-align: justify;">
                Pada tabung sinar-x fungsinya untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas lapangan   penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya focal spot kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
          b). Kolimator pada detektor</div>
<div style="text-align: justify;">
Fungsinya untuk pengarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan lapisan ( slice thickness).</div>
<div style="text-align: justify;">
    3).   Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang selanjutnya akan dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara garis besar adalah: untuk menangkap sinar-x yang telah menembus obyek, mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron, lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal electron tersebut kedalam bentuk data digital.</div>
<br />
Semoga bermanfaat ...!!!

Prinsip Kerja Computed Tomography Scanning

Computed Tomography (CT) pada prinsipnya adalah sebuah metode untuk memperoleh dan merekonstruksi citra secara cross section dari sebuah ob...