Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
Contoh baut |
Baut |
Keterangan : Ring pada pemasangan baut-mur berfungsi agar mur dikencangkan dengan keras tidak mudah dol
Jenis Baut
- Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
- Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm
Ukuran Diameter Baut
Ukuran Diameter baut |
Keuntungan Sambungan Baut
- Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
- Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
- Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
- Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.
Contoh Sambungan Baut |
- Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut
- Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
- Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya
- Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu
- Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya, tidak boleh lebih dari 5 buah.
- Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan).
- Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d
- Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
d = tebal pk/baut
t = tebal batang baja utama
t' = tebal plat penyambung
Syarat Keamanan Sambungan
Tebal plat penyambung = (t' + t') lebih besar atau sama dengan tebal baja batang utama ( t )
u = jarak ujung = 2d - 3d
c = jarak tepi = 1,5d - 3d
s = jarak antar pk/baut = 3d - 7d ( atau maksimum 14t )
khusus untuk batang tekan ========> s = 3d - 4,5d( maks. 9t )
Prinsip- prinsip Baut dari SNI
Jarak
Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter nominal pengencang. Jarak minimum pada pelat harus melalui perhitungan struktur seperti pada SNI.
- Jarak tepi minimum
- Jarak tepi maksimum
Besar sekali manfaatnya.....thks
ReplyDeleteJika anda membutuhkan suplier stainless steel atw distributor besi di jakarta,
DeleteBeyond-steel Indonesia bisa menjadi referensi anda untuk berbelanja. menjual aneka baja dan Stainless industri dengan kualitas terjamin, c/w certificate.
Jual Baja WF Beam,
Jual Besi UNP SNI,
Jual Besi Beton,
Jual Besi Kanal C,
Jual Besi Siku SNI,
Jual Besi Hollow,
Jual Besi H Beam SNI,
Untuk info lebih lengkap silahkan hubungi: sales@beyond-steel.com
kalau ulirnya rata dengan murnya saat pemasangan apa masih boleh mas, dgn kata lain ulir bautnya tidak ada lebihnya alias rata dengan murnya seperti digambar tersebut
ReplyDeleteboleh minta sumber landasan artikel nya ?
ReplyDeleteUntuk arah ulir pada pemasangan di luar ruangan bagaimana gan?
ReplyDeleteSangat bermanfaat infonya
ReplyDelete