Ukuran Utama, Berat, dan Volume Kapal 

Ukuran Utama Kapal
  • Lbp (length between perpendiculars): adalah panjang antara dua garis tegak buritan dan garis tegak yang diukur pada garis air muat.
  • Length Over All (Loa) yaitu panjang dari keseluruhan dari kapal yang di ukur dari ujung buritan sampai ujung haluan.
  • LWL (length water line): yaitu panjang garis air pada saat sarat maksimum kapal.
  • Breadth (B) atau lebar kapal yaitu: Jarak maksimum antara dua sisi kapal diukur di bagian tengah kapal atau midship.
  • Draft atau sarat kapal (T) yaitu jarak vertical yang diukur dari garis air maksimum sampai base lines pada bagian tengah kapal.
  • Depth (D) adalah tinggi kapal diukur dari titik terendah dari sheer (geladak cuaca) sampai base line. Atau biasa juga disebut height (H)
  • Koefisien block (Cb) adalah perbandingan antara volume kapal yang tercelup dengan volume balok (LBP*B*d).
Ukuran Tonnage Kapal
  • Displacement adalah berat kapal sebenarnya, yaitu berat kapal kosong (body + mesin) ditambah berat semua jenis muatan yang ada di atas kapal sampai batas sarat plimsol mark.
  • Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muatan dimana kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi DWT adalah selisih dari Displacement Tonnage Loaded dengan Displacement Tonnage Light.
  • Gross Register tons, GRT (Ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT=2,83m3= 100 ft3).
  • Netto Register tons, NRT (Ukuran bersih kapal) adalah ruangan yang disediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT yang dikurangi dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta.
Ukuran-Ukuran Kapal
Ukuran-Ukuran Kapal
ALUR PELAYARAN

Alur Pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Dalam perjalanan masuk ke pelabuhan melalui alur pelayaran, kapal mengurangi kecepatannya sampai kemudian berhenti di dermaga. Secara umum ada beberapa daerah yang dilewati kapal menuju pelabuhan, yaitu daerah tempat kapal melempar sauh di luar pelabuhan, daerah pendekatan di luar alur masuk, alur masuk di luar pelabuhan dan kemudian di dalam daerah terlindung, dan kolam putar.

Kedalaman Alur
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Dalam buku “Pelabuhan”  oleh Bambang Triatmodjo hal. 112 diberikan persamaan untuk menghitung kedalaman alur sebagai berikut :
H = T + G + R + P + S + K

Dimana :
H : Kedalaman air total.
T : Draft kapal (9,7m) dengan angka koreksi minimum  sebesar 0,3, sehingga :d = 0,3 + 9,45= 9,75 m.
G : Gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
R : Ruang kebebasan bersih    
P : Ketelitian pengukuran 
S : Pengendapan antara dua pengerukan
K: Toleransi pengerukan

Kedalaman Alur Pelayaran
Kedalaman Alur Pelayaran
  • Ketelitian pengukuran tergantung pada alat ukur yang digunakan, faktor lingkungan yang mempengaruhi pengukuran seperti arus, gelombang, dan pasang surut. Dalam perencanaan ini nilai ketelitian pengukuran sebesar 10 cm
  • Besarnya endapan antara dua pengerukan tergantung pada transpor sedimen yang terjadi dalam area pelabuhan. Misalnya pengerukan akan dilakukan setiap 10 tahun dimana dalam satu tahun tinggi endapan yang terjadi sebesar 15 cm, maka untuk 10 tahun ke depan tinggi endapan sebesar 1,5 m.
  • Toleransi pengerukan tergantung dari alat keruk yang digunakan. Dalam buku Criteria for the Depths of dredged Navigational Channels (1983) besarnya toleransi pengerukan umumnya sebesar 2 feet atau 0,6 m.

0 comments:

Post a Comment

 
Top